Berinteraksi dengan tunanetra sebenarnya sangat sederhana. Yang paling penting bukanlah kemampuan “menuntun”, tetapi memahami bagaimana memberi ruang, menghormati kemandirian, dan memastikan komunikasi tetap aman serta sopan.
Berikut adalah panduan lengkap yang mengacu pada standar internasional tentang etika pendampingan tunanetra.

  1. Selalu Mulai dengan Bertanya, Bukan Menyentuh


    Jangan pernah langsung memegang tangan, bahu, atau tongkat tunanetra tanpa izin.Tunanetra perlu merasa aman, dan sentuhan tiba-tiba bisa membuat mereka terkejut atau kehilangan orientasi.Anda bisa menggunakan cara seperti ini misalnya:

    “Halo, saya di kanan/kiri kamu. Boleh saya bantu?”

    Jika mereka menolak, hormati. Kemandirian adalah hal penting bagi banyak penyandang disabilitas penglihatan.
  2. Biarkan Tunanetra Memegang Lengan Anda, Bukan Sebaliknya



    Ini disebut “Sighted Guide Technique”teknik universal pendampingan tunanetra.Memegang lengan tunanetra sering kali terasa sangat menyebalkan bagi mereka.

    Cara lain yang lebih baik adalah menawarkan bagian belakang lengan atau siku anda, lalu Biarkan tunanetra menggenggam/menyentuh lengan Anda dengan ringan. Jangan menarik tangan mereka atau memegang pergelangan mereka.

    Ini membantu mereka mengikuti pergerakan tubuh Anda secara natural dan aman.
  3. Berjalan Satu Langkah di Depan, Bukan di Samping atau Belakang



    Berjalan setengah langkah di depan membantu tunanetra mendapatkan sinyal arah melalui gerakan lengan Anda, sehingga mereka bisa menyesuaikan langkah tanpa tersandung
  4. Jelaskan Lingkungan Sekitar secara Singkat dan Objektif



    Informasi lingkungan sangat penting, sehingga anda harus memberikan info dasar seperti arah (kiri/kanan/depan/belakang), Permukaan jalan (turunan, naik, kerikil, lici, dan Hambatan (tiang, kursi, anak tangga). Lakukan semuanya dengan natural, dan Tidak perlu berlebihan – cukup informasi yang membantu navigasi.
  5. Jangan Pernah Menarik atau Menyentuh Tongkat Mereka



    Tongkat mobilitas adalah “mata” mereka. Menyentuh atau mengubah posisi tongkat bisa membahayakan dan membuat mereka kehilangan orientasi.

    Tongkat tidak boleh diarahkan atau ditarik. Biarkan tongkat bekerja secara alami sesuai irama langkah pengguna.
  6. Gunakan Bahasa yang Natural — Tak Perlu Menghindari Kata “Lihat



    Standar komunitas tunanetra global menyatakan, kata-kata seperti melihat , nonton , lihat ini , pandang tidak masalah sama sekali .

    Hampir semua tunanetra memahaminya sebagai bahasa umum, yang penting jangan merendahkan atau berbicara dengan nada kasihan.
  7. Saat Berpisah, Beri Tahu secara Jelas



    Jangan pergi diam-diam ketika sedang berbicara dengan tunanetra. Itu membuat mereka tiba-tiba berbicara ke “kekosongan”. Alangkah baiknya ucapkan “Saya pamit dulu ya, saya ada di sebelah kananmu. Sampai ketemu lagi!”. Ini menunjukkan respek dan sopan santun.
  8. Tidak Perlu Berbicara Keras Atau Lambat



    Ketidakmampuan melihat bukan berarti tidak bisa mendengar. Bicaralah seperti biasa, dengan nada ramah dan jelas.
  9. Beri Ruang untuk Kemandirian



    Banyak tunanetra mampu melakukan banyak hal sendiri berjalan mengikuti tongkat menggunakan transportasi umum, mengingat arah, mengoperasikan HP, mengelola pekerjaan atau studi. Pendampingan yang baik adalah yang hanya hadir ketika diminta , bukan mengambil alih semuanya.
  10. Jangan Memindahkan Barang Mereka Tanpa Izin



    Banyak tunanetra sangat mengandalkan memori lokasi. Memindahkan tongkat, tas, atau barang kecil tanpa izin bisa membuat mereka kebingungan.
  11. Berikan Informasi Arah Berdasarkan Sudut Jam atau Kanan-Kiri



    Standar internasional: gunakan arah objektif , bukan “di sana”. Contohnya

    “Di kanan jam 3 ada pintu.”
    “Di kiri ada kursi panjang.”

    Hindari menunjuk dengan jari atau mengatakan “di situ”.
  12. Hormati Privasi dan Jangan Bertanya Hal Sensitif Tanpa Alasan



    Pertanyaan seperti “Sudah berapa lama buta?” , “Kenapa bisa buta?” , “Kasihan ya…”
    Tidak sopan dan tidak dianjurkan secara internasional. Fokuslah pada percakapan yang natural dan relevan.

Mendampingi tunanetra tidak memerlukan kemampuan khusus, tetapi memerlukan empati, kesopanan, dan pemahaman standar etika yang benar . Dengan mengikuti panduan ini, tunanetra dapat merasa dihargai, aman, dan nyaman—dan pendamping dapat memberikan bantuan yang efektif sesuai standar internasional.